Blog Komunitas Maya

 

Menuju Riil Krida Komunitas Maya Wong Solo

Menuju Riil Krida Komunitas Maya Wong Solo

Tengoklah markas @tentangSolo yang juga markas bloger Solo (Rumah Bloger Indonesia) yang menjadi mediator pertemuan riil para pengikut atau followers. Dengan media warung wedangan khas Solo mereka berbincang, membuat rencana-rencana, berbagi banyak hal, dan melakukan aksi.

Virus penyebaran kepedulian sosial (charity) juga menjangkiti komunitas maya wong Solo seperti yang dilakukan @akberSolo, komunitas aksi berbagi nasi, gerakan sahur on the road saat Ramadan, atau gerakan sedekah/infak oleh komunitas entrepreneur @TDAsoloraya.

Beberapa kali saya mengikuti kegiatan wisata sejarah ala @blusukanSolo yang dalam akun dan avatar-nya menyebut ”tansah sinau bab Sala. Dalam beberapa kegiatan wisata dan kunjungan ke tempat-tempat bersejarah banyak peserta yang datang dari luar kota dan juga orang asing.

Kegiatan @blusukanSolo menjadi sebuah pemasaran wisata sejarah Solo yang cukup efektif dan menumbuhkan kesadaran tentang pemeliharan heritage (warisan sejarah) di Kota Solo. Beberapa komunitas maya menggelar pertemuan rutin dengan mengambil ruang publik seperti di area car free day setiap Minggu pagi.

Komunitas maya ini, dalam bahasa psikologi sosial, telah memperkuat komunitas organis (nyata) di masyarakat. Dalam banyak hal, komunitas maya sebagai sesuatu yang baru membawa karakteristik yang baru pula seperti muncul dalam bentuk bahasa komunikasi dan kode-kode, isyarat, atau simbol-simbol tertentu.

Heterogenitas adalah salah satu ciri komunitas maya yang lahir dari sebuah ruang yang sangat terbuka dan cair. Setidaknya ini tecermin dalam thread pada avatar @tentangSolo yang mendeskripsikan akun itu sebagai ”tempat berbagi informasi apa saja, tentang Solo dan sekitarnya, untuk siapa saja, semua sama, tiada beda”.

Comments :

0 komentar to “Menuju Riil Krida Komunitas Maya Wong Solo”

Posting Komentar